MamaOla

Monday, August 30, 2010

Petrus Nawawi: Membangkitkan Generasi Esther dan Daniel Masa Depan

Petrus Nawawi:
Membangkitkan Generasi Esther dan Daniel Masa Depan

Anak itu tinggal di daerah kumuh di Surabaya. Rumahnya sangat sederhana, hanya satu petak saja. Untuk bisa belajar, ia harus naik ke atas para rumah. Tapi semangat belajarnya tinggi sekali, karena itu rangking sekolahnya selalu tinggi, terutama dalam pelajaran kimia. “Aku mau jadi sarjana kimia.” tegas anak ini.

“Saya sangat terharu ketika mengunjungi anak ini. Bayangkan, dari daerah kumuh ini akan lahir seorang pemimpin masa depan, yang tidak cuma berintegritas tinggi, tapi juga takut akan Tuhan seperti Esther dan Daniel!” kata Petrus Nawawi, Indonesia Country Director dari Compassion International, suatu yayasan Kristen yang saat ini melayani sekitar 34.000 anak asuh dari berbagai pelosok Indonesia.*

Yang menariknya, pelayanan sebesar ini dipimpin oleh seorang mantan ‘tukang steak’ yang jika tidak dipanggil oleh Tuhan secara khusus, mungkin saat ini menjadi pebisnis profesional di bidang perbankan. “Awalnya, saya berwira-usaha sebagai pengelola suatu steak house, mendatangkan alat elekronik dari Perancis sampai menjadi branch manager di suatu perusahaan asuransi.” aku suami dari Ingrid Nawawi yang suka memasak ini.

Tapi panggilan Tuhan memang tidak bisa ditolak. Lulusan bidang perhotelan dari NHI dan misiologi dari ICDS ini akhirnya memutuskan untuk melayani total di bidang rohani di Gereja Kristen Fajar Pengharapan setelah sebelum bekerja paruh waktu di gereja tersebut. “Tadinya saya hanya bekerja paruh waktu saja di sana, tapi sejak Pdt. Yeremia Rim, pendiri gereja ini meninggal, saya harus full-time karena kebutuhan pelayanan yang makin tinggi.” kata Petrus yang juga melayani sebagai salah satu gembala di GKPB Fajar Pengharapan.

Kegelisahan, Awal suatu Panggilan
Melayani di gereja full-time ternyata belum menggenapi seluruh panggilan Tuhan baginya. Karena itu di sekitar tahun 1998 – 1999, Petrus mengakui ia gelisah terus-menerus. “Sepertinya Tuhan ingin saya melakukan sesuatu, tapi entah apa. Saya kemudian berdoa dan membagikan hal itu pada istri saya. Kemudian istri saya bermimpi dan mimpi ini membekas terus di benaknya. Ia melihat anak-anak yang berwajah kumuh dan kotor seperti anak-anak jalanan.

Ohh...mungkin Tuhan ingin kita masuk ke pelayanan masyarakat. Akhirnya istri saya dapat ide untuk memasak makan siang dan membagikannya kepada anak-anak di perempatan jalan. Saya pun mendatangi dan mengobrol dengan anak-anak jalanan tersebut, tapi saya tetap merasa ini kurang efektif. Sambil berdoa, kami mencari tahu organisasi mana yang telah exist dalam melayani anak-anak. Rencananya kami akan bergabung untuk membantu dan belajar di sana.

Sampai pada suatu suatu hari, seseorang dari pihak Compassion mengubungi saya karena mereka sedang membutuhkan seorang pemimpin baru. Detik itu juga roh saya seakan melonjak dan Tuhan mulai membawa saya melangkah ke dalam pelayanan ini.Kerinduan hati saya adalah membangun pemimpin-pemimpin masa depan, dan anak-anak adalah adalah calon-calon pemimpin masa depan. Mereka merupakan agen perubahan. Jika ingin merubah suatu kota dan bangsa , kita harus merubah dulu anak-anaknya. Lagipula secara teologis, kedudukan anak dan orang dewasa sama di hadapan Tuhan.” cerita Petrus yang pernah dinubuatkan oleh beberapa hamba Tuhan untuk melayani di bidang ini.

“Tahun 1995, ada seorang Hamba Tuhan dari Amerika yang tiba-tiba berkata “Petrus, aku ingin berdoa untukmu. Aku tahu engkau ingin membangun para pemimpin, tapi tunggulah waktunya Tuhan karena akan datang waktunya engkau akan melayani ratusan bahkan ribuan orang yang akan engkau layan. Mereka akan seperti Gideon dan pasukannya.

Beberapa tahun kemudian di Solo ada juga seseorang yang bernubuat bahwa Tuhan akan memakai saya untuk membangkitkan banyak pemimpin dan menjadi gembala diantara para gembala. Awalnya saya tidak mengerti karena gereja saya kecil, namun setelah saya terjun di Compassion saya mengerti arti nubuatan ini. Di sini saya harus melayani dan membagikan visi kepada sekitar 200 gembala sidang inter-denominasi yang bermitra dengan Compassion.” aku Petrus lebih lanjut.

No comments:

Post a Comment