MamaOla

Sunday, November 27, 2011

Rahasia Pernikahan Seumur Hidup


Resep 1: God as the Foundation of Marriage


Kekuatan sebuah rumah ditentukan dari fondasinya begitu pula halnya dengan pernikahan.

Kalau Anda mengikuti berita terbaru dari Hollywood, maka Anda pasti sudah mendengar berita perceraian Jessica Simpson dan Nick Lachey beberapa bulan yang lalu. Pernikahan yang dianggap begitu ideal (sampai-sampai sempat menjadi tontonan reality show MTV berjudul “Newlyweds”) ternyata keropos fondasi dasarnya.

Fondasi adalah bagian yang tak kelihatan tapi merupakan yang terpenting dalam sebuah pernikahan. Karena itu, resep rahasia pertama yang akan dikupas oleh majalah getLIFE! bekerja sama dengan program radio I DO adalah fondasi pernikahan yang benar. Pernikahan Kristen tidak bisa tidak harus meletakkan Tuhan sebagai dasar. (Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya. Mazmur 127:1a) Tanpa Tuhan, pernikahan menjadi sia-sia. Arah dan tujuan pernikahan Kristen sudah ditetapkan dalam Firman Tuhan dan hanya ketika Anda taat pada Firman maka akan ada damai sejahtera dalam keluarga Anda.

Apa implikasi menjadikan Tuhan sebagai fondasi pernikahan?

Pertama-tama, pernikahan ini harus dilakukan oleh dua anak Tuhan yang seiman. 1 Petrus 2: 9 berkata: “Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri.” Karenanya, janganlah menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan mereka yang belum di dalam Allah (2 Korintus 6:14). Pernikahan Kristen haruslah berpijak pada kebenaran ini. Lewat pernikahan, Allah hendak membentuk sebuah bangsa yang kudus di mana anak-anak yang dilahirkan kelak akan menjadi rekan Allah dalam menggarap dunia.
 
Kedua, pernikahan yang berfondasikan Tuhan berarti pernikahan yang monogami. Satu istri dan satu suami seumur hidup. Ketika membahas hukum bagi raja Israel, Ulangan 17: 17 mencatat perintah ini: “Juga janganlah ia mempunyai banyak istri, supaya hatinya jangan menyimpang.” Seorang laki-laki Kristen diperintahkan untuk menikmati hidup dengan satu istri saja. Terlepas dari alasan-alasan yang mungkin kedengaran mulia, poligami pada akhirnya selalu menyusahkan. Yakobus 1: 8 dengan tegas mengatakan bahwa orang yang mendua hati tidak akan tenang hidupnya. Tuhan tidak mengijinkan hadirnya pihak ketiga dalam rumah tangga. Hubungan segitiga yang ada dalam pernikahan seharusnya hanya antara suami, istri, dan Tuhan sebagai inisiator pernikahan itu sendiri.

Ketiga, pernikahan itu haruslah merupakan komitmen seumur hidup. 1 Petrus 3: 7 mengatakan bahwa istri adalah “teman pewaris dari kasih karunia” bagi para suami. Tuhan tidak mengenal istilah perceraian dalam kamus-Nya, Ia juga tidak mengenal istilah “pisah rumah”. Pernikahan berarti bersama-sama dalam kasih karunia, bukan sekedar selembar sertifikat yang disimpan di laci sementara dua orang yang namanya tercantum di sana sudah tidak mau lagi bertegur sapa.

Tuhan sebagai fondasi pernikahan juga telah menentukan peran yang spesifik bagi suami dan istri. Suami ditugaskan untuk menjadi kepala (bisa dibaca di Efesus 5: 22-33) sementara istri dipercaya untuk menjadi penolong (Kejadian 2: 18). Sebagai kepala, suami harus mencontoh Kristus dalam arti ia harus berkorban, menjadi pembela dan pelindung, serta menjadi pengarah rohani bagi keluarga. Sebaliknya, istri diharapkan dapat menjadi penolong seperti halnya Allah yang juga memiliki sifat serupa (baca Mazmur 42: 6 dan Yohanes 14: 16).

Hanya dengan melandaskan diri pada Tuhan maka sebuah pernikahan siap bertahan terhadap sebagai badai tantangan. Ini resep pernikahan bahagia yang paling  utama dan pertama. Resep selanjutnya dapat Anda ikuti di getLIFE! nomor depan.**(SL)

No comments:

Post a Comment